TUGAS
PAPER
Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Genap
Mata Kuliah:
Gender, Keluarga, dan Pembangunan (PSDK)
Dosen:
Danang Arif Darmawan, M.Si dan Milda L Pinem, MA
“PEREMPUAN
DAN
BELENGGU KEBUTUHAN AKAN KECANTIKAN”
Oleh:
Ida
Dian Jayanti
09/282030/SP/23371
JURUSAN
SOSIOLOGI
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
Latar
Belakang
Manusia, adalah makhluk individu dan
makhluk sosial yang bergantung dengan sesamanya. Kita sebagai manusia tidak
akan mungkin hidup sendirian. Kebutuhan manusia untuk tetap bertahan hidup di
dunia ini bisa terpenuhi karena campur
tangan pihak lain yang seakan membentuk mata rantai kehidupan yang tidak akan
pernah putus. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia demi
keberlangsungan hidupnya. Kebutuhan
dasar manusia secara umum meliputi makanan, sandang dan tempat tinggal. Selain
kebutuhan tersebut, manusia juga memerlukan kebutuhan lainnya yang tidak kalah
pentingnya. Menurut Gardner Murpy, kebutuhan dasar itu terdiri atas empat
kategori,yaitu kebutuhan dasar yang berkaitan bagian-bagian penting tubuh
misalnya kebutuhan untuk makan, minum, udara, dan sejenisnya. Kebutuhan akan
kegiatan, meliputi kebutuhan untuk tetap bergerak. Kebutuhan sensorik yang
meliputi kebutuhan untuk warna, suara, ritme, kebutuhan yang berorientasi
terhadap lingkungan dan sejenisnya. Dan kebutuhan untuk menolak sesuatu yang
tidak mengenakkan, seperti rasa sakit, ancaman, ketakutan, dan sejenisnya.[1] Di
zaman yang modern ini manusia dituntut untuk menjaga penampilannya. Karena
itulah kemudian kebutuhan akan
terciptanya penampilan yang menarik semakin hari semakin besar. Terlebih
untuk perempuan yang menginginkan dirinyaa cantik agar menarik untuk dilihat
oleh lain.
Cantik, sebuah kata yang identik dengan
perempuan. Semua perempuan di seluruh dunia menginginkan dirinya cantik. Cantik
menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah 1. elok; molek (tt wajah, muka perempuan); 2. indah dalam bentuk dan
buatannya. [2]
Tiap perempuan ingin dirinya cantik dan mengharapkan dirinya menarik untuk
dilihat orang lain melalui kecantikan yang ada pada dirinya tersebut. Cantik
sekarang ini adalah keadaan dimana memiliki tubuh yang langsing rambut indah
serta wajah yang bersih dan tentunya putih.
Makna cantik telah mengalami
pergeseran dari waktu ke waktu. Pada abad ke-17 sampai 18 wanita dikatakan
cantik jika memiliki tubuh besar dengan
lemak mulai di dada, perut hingga paha. Persepsi cantik ini dipengaruhi oleh
lukisan yang dihasilkan para pelukis. Pada tahun 60-an, banyak wanita
menginginkan kecantikan seperti yang dimiliki seorang model terkenal dunia
Twiggy, yaitu tubuh yang benar-benar kurus dan ceking. Definisi kecantikan kemudian bergeser lagi
pada tahun 80 dan 90 an dimana tiap perempuan mendambakan kecantikan yaitu
tubuh yang cukup berisi dan agak berotot seperti yang dimiliki oleh model Cindy
Crawford dan artis sekaligus penyanyi terkenal dunia Jennifer Lopez (Jelo).[3]
Kecantikan seorang perempuan tidak bisa diseragamkan pada satu kriteria
karena tiap daerah dan tiap individu memiliki penafsiran dan defiisi kecantikan
sendiri-sendiri. Di Burma, kecantikan identik sebagai
"leher panjang" atau "perempuan jerapah”. Para wanita Kayan,
etnis Burma, memasang per kuningan untuk membungkus sekitar leher mereka ketika
muda dan menambah lebih banyak saat mereka bertambah umur. Leher perempuan yang
dibebani oleh berat cincin memberikan ilusi bahwa leher mereka
"tumbuh". Semakin tinggi
menjulang lehernya, maka perempuan itu dianggap makin cantik. Di Korea, perempuannya rela
menahan sakit dan berdiam beberapa jam di meja operasi bedah plastik untuk
membuat mata mereka lebih luas dan bulat. Karena cantik di Korea didefinisikan
bermata luas dan bulat. Di Selandia Baru ada Maori atau tato wajah, dimana pria dan wanita menghias dirinya dengan tato
wajah berputar atau yang disebut moko. Tato dinilai sebagai kecantikan ritual
sakral yang membentang berabad-abad. Meskipun awalnya dikenakan sebagai tanda
status, perempuan sekarang memakai moko
sebagai peninggalan sejarah budaya kehormatan untuk mereka. Salah satu bentuk
yang lebih khas dari moko adalah tato pada bibir dan dagu. Cantik di Afrika adalah
perempuan yang dianggap paling menarik ketika mereka kelebihan berat badan dan
banyak tanda stretch mark atau garis
halus lemak akibat kegemukan di tubuhnya. Di Cina, kecantikan wanitanya berada di kaki. Mereka rela melakukan
prosedur perpanjangan menyakitkan yang membentangkan tulang kaki mereka untuk
membuat mereka lebih panjang. Kaki yang panjang adalah tanda status dan
pemanjangan kaki adalah suatu prasyarat untuk sukses. [4]
Bagaimana dengan cantik di negara kita ini? Cantik di negara kita
sekarang ini telah diseragamkan definisinya sebagai ”cantik itu berwajah putih bersih”. Padahal perempuan negara kita
ini sudah memiliki anugerah kulit berwarna sawo matang khas negara tropis yang
eksotis. Cantik yang diidentikkan dengan
kulit wajah yang putih bersih, itulah yang membuat banyak wanita rela mengeluarkan banyak uang
untuk pergi ke salon atau klinik kecantikan, memakai produk-produk kecantikan untuk
membuat wajahnya terlihat lebih putih dan tentunya agar mereka cantik. Kebutuhan akan produk
kecantikan ini menjadi sesuatu yang lumrah di zaman sekarang.Penampilan tubuh
dan wajah yang cantik adalah hal yang utama untuk kaum perempuan. Kebutuhan
akan kecantiikan inilah yang kemudian mendasari untuk menulis paper ini, bagaimana
perempuan dapat terbelenggu dalam sebuah lingkaran yang bernama “kecantikan”?
bagaimana melihat belenggu ini di mata aliran feminis?
Teori
Karena tuntutan untuk tampil
cantik dan menarik serta maraknya salon dan klinik kecantikan saat ini seakan
menjadi kebutuhan hidup yang harus
dimiliki tiap perempuan .Cantik sebagai kebutuhan perempuan sedang terjadi saat
ini. Kecantikan bisa dikatakan sebagai suatu kebutuhan yang baru dengan melihat teori kebutuhan dasar
manusia. Menurut Abraham
Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang
paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi
(aktualisasi diri). Hierarchy of needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow
menyatakan bahwa manusia memiliki 5 macam kebutuhan yaitu 1. physiological needs (kebutuhan fisiologis),
2. safety and security needs
(kebutuhan akan rasa aman), 3. love and
belonging needs (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki), 4. esteem needs (kebutuhan akan harga
diri), 5. dan self-actualization
(kebutuhan akan aktualisasi diri). [5]
1. Kebutuhan Fisiologi (physiological needs)
Kebutuhan ini berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia seperti, makan, minum, menghirup udar..
Termasuk juga kebutuhan untuk istirahat, buang air besar atau kecil,
menghindari rasa sakit, dan seks. Jika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi,
maka maka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan
(Safety and security needs)
Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak, kebutuhan akan rasa aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas, proteksi dan keteraturan akan menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya
Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak, kebutuhan akan rasa aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas, proteksi dan keteraturan akan menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya
3. Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan
rasa memiliki (love and Belonging needs)
Ketika seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka akan mulai timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Hal ini dapat terlihat dalam usaha seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim sepakbola, klub peminatan dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian akan timbul.
Ketika seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka akan mulai timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Hal ini dapat terlihat dalam usaha seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim sepakbola, klub peminatan dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian akan timbul.
4. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs)
Kemudian, akan timbul kebutuhan akan harga diri. Menurut Maslow, terdapat dua jenis, yaitu lower one dan higher one. Lower one berkaitan dengan kebutuhan seperti status, atensi, dan reputasi. Sedangkan higher one berkaitan dengan kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul perasaan rendah diri dan inferior.
Kemudian, akan timbul kebutuhan akan harga diri. Menurut Maslow, terdapat dua jenis, yaitu lower one dan higher one. Lower one berkaitan dengan kebutuhan seperti status, atensi, dan reputasi. Sedangkan higher one berkaitan dengan kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul perasaan rendah diri dan inferior.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)
Jenis kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri. Menurut Maslow, kepribadian bisa mencapai peringkat teratas ketika kebutuhan-kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu dengan yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang akan bisa memanfaatkan faktor potensialnya secara sempurna.[6]
Jenis kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri. Menurut Maslow, kepribadian bisa mencapai peringkat teratas ketika kebutuhan-kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu dengan yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang akan bisa memanfaatkan faktor potensialnya secara sempurna.[6]
Teori
Feminis
Dalam hal
ini, saya mencoba mengkaji masalah kecantikan dengan teori feminis Eksistensialis.
teori ini merupakan pemikiran Simone de Beauvoir, dan tidak lepas dengan
pemikiran tokoh besar filsafat, Jean Paul Satre. Teori ini mengemukakan bahwa
manusia dipandang sebagai makhluk yang harus bereksistensi.[7]
Eksistensialis memandang manusia sebagai suatu yang tinggi dan keberadaannya
ditentukan oleh dirinya sendiri, karena hanya manusia yang dapat bereksistensi.
Mengapa saya
memakai teori ini? Karena dalam teori ini wanita dianggap suatu yang “lain”
karena dia bukanlah laki-laki. Wanita dianggap hal yang lain karena dia
merupakan obyek dalam kehidupan.[8]
Teori ini memberi pemahaman bagaimana penjelasan akan tubuh wanita yang selalu
jadi obyek kehidupan. Tubuh wanita dan keunikannya tidak seharusnya diatur,
ditetapkan atau ditentukan batas-batasnya. Tiap wanita berhak atas dirinya
sesuai keinginannya. Namun sadar atau tidak wanita atau perempuan malah membiarkan
dirinya terbatasi, dalam hal ini adalah kebutuhan akan kecantikan itu.
Bagaimana perempuan malah dengan senang hati dan bangga rela tubuh, terlebih
wajahnya di eksploitasi oleh produk dan klinik kecantikan, demi memperoleh
kecantikan itu. Dalam buku lain juga dijelaskan bagaimana seorang
manusiakhususnya perempuan dalam
interaksi sosialnya,bentuk fisiknya lah yang dilihat dan dinilai orang lain.
Hal lain seperti kecerdasan atau kelebihan lain akan dilihat setelah menilai
bentuk fisiknya[9].
Budaya kesan pertama inilah yang memicu perempuan untuk terlihat menarik, maka
dari itulah kecantikan di nomor satukan dan dijadikan kebutuhan yang penting.
Pembahasan
Kecantikan
adalah sebuah karunia yang berbahaya bagi pemiliknya maupun mereka yang
mencintainya. Berbahaya? Ya bahaya karena kecantikannya itu membuat perempuan
selalu terbelenggu di dalamnya. Bagaiman perempuan malah terbelenggu dalam
kecantikan? Ini tidak lepas dari pengaruh media dan kapitalisme. Media masa
punya andil sangat besar dalam penyebaran bagaiman konstuksi cantik untuk
perempuan. Seperti yang sudah saya jabarkan di latar belakang diatas, bagaimana
bentuk tubuh dan wajah perempuan selalu diekspose media dari kurus Twiggy
sampai seksi seperti Jennifer Lopez dan
itu semua seperti dipatenkan untuk kemudian ditiru oleh masyarakat.itu bisa
kita lihat sampai saat ini, iklan produk kecantikan yang memperlihatkan bentuk
tubuh dan wajah perempuan amat banyak. Trend kecantikan yang telah
disebarluaskan media itulah kemudian dijadikan peluang emas oleh para para
pemilik modal, untuk memainkan usahanya. Industri-industri kosmetik untuk
kecantikan wajah dan krim penghilang lemak demi tubuh yang indah sebagai pelengkap
kecantikan wajah laris manis di pasaran. Miris sekali memang, bagaimana perempuan
tak hanya dijadikan obyek atau sasaran utama produknya, tetapi bentuk tubuhnya
juga diekspose dan dijual demi kepentingan kapital.
Selain media
dan kapitalisme, yang membuat perempuan terbelenggu di lingkaran kecantikan
adalah konstuksi masyarakat sendiri. Masyarakat kita sudah terdoktrin bahwa
perempuan atau wanita yang cantik adalah wanita yang berkulit putih dan punya
bentuk tubuh yang indah. Konstuksi inilah yang sangat sulit untuk diubah.Aspek
lainnya adalah seksualitas yang selalu membayangi perempuan. wanita yang punya
kecantikan wajah dan tubuh indah ideal dikonstuksikan dalam masyarakat kita
sebagai pemuas hasrat seksual. Ini pula yang juga terjadi di masa Simone
Beauvoir, dimana perempuan hanya dijadikan pemuas nafsu lelaki karena wajah dan
tubuhnya yang merupakan pasangan lelaki. Beauvoir melalui eksistensialisnya
membuka jalan bagi perempuan untuk berubah dan setara seperti laki-laki, ia
mengemukakan teori luar biasa yang bertujuan mengangkat derajat kaum perempuan,
namun dalam kaitanya dengan kebutuhan kecantikan ini, perempuan malah seperti
semakin terjajah oleh keinginan cantik itu sendiri.
Lalu cantik seperti apa yang harus dimiliki
perempuan? Menurut Siti Ummu
Adillah, dosen UNISULA Semarang, “Nafsu mengatakan perempuan itu cantik atas dasar rupanya . Akal
mengatakan perempuan itu cantik atas dasar ilmu dan kepintarannya. Hati
mengatakan perempuan itu cantik atas dasar akhlaknya”. Cantik adalah gabungan
dari ketiga unsur penting yaitu rupa yang bagus, hati yang baik dan akhlak yang
mulia.[10]
Hal
yang hampir serupa juga dikatakan Elizabeth
Wahyu M.I.,Psi seorang psikolog kecantikan, kecantikan adalah total
beauty artinya kecantikan luar (fisik) yang dibarengi dengan kecantikan
dari dalam (inner beauty). Dari penjelasan dan berbagai pendapat tentang
kecantikan tersebut, bisa dikatakan tidak peduli seberapa keras perempuan
mencoba meraih kecantikannya, kebanyakan mereka masih merasa kurang dan jauh
dari hal itu. Pada intinya kecantikan dari dalam tidak akan lekang oleh zaman,
tidak takut menjadi keriput dan tidak memerlukan polesan kosmetik bermerek dan
mahal. Sangat penting disadari oleh kaum hawa bahwa semua perempuan bisa
menjadi cantik. Karena pada dasarnya setiap perempuan memiliki kecantikan,
keindahan, dan keunikan sendiri-sendiri.
DAFTAR
REFERENSI
BUKU
Hasan. M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi penelitian dan
Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia
J. Moleong, Lexy. 2007.Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Pembayun, Ellys lestari.2010. Birahi
Maya (Mengintip Perempuan dalam Cybernporn). Bandung: Nuansa
Tresidder, Megan. 2004. The Language of
Love and Passion . Surabaya: Selasar
Tong, Rosmarie Putnam. 2004. Feminist
Thought. Yogyakarta:Jalasutra
Melliana,Anastasia. 2006. Menjelajah
Tubuh (Perempuan dan Mitos Kecantikan). Yogyakarta: LkiS
INTERNET
www.fokuscakrawala.co.id
www.kapukpkusolo.blogspot.com
www.larissaskincare.blogspot.com
www.pusatbahasa.diknas.go.id
www.republika.co.id
www.suaramerdeka.com
[1]
Diunduh dari fokuscakrawala.co.id tentang kebutuhan dasar manusia
[2]
Diunduh dari pusatbahasa.diknas.go.id (KBBI online) tentang definisi cantik
[3]
Diunduh dari suaramerdeka.com (suara merdeka online) tentang pergeseran
makna cantik
[4]
Diunduh dari republika.co.id (repulika online) tentang definisi cantik
di berbagai negara
[5]
Diunduh dari kapukpkusolo.blogspot.com
tentang teori Abraham Maslow (kebutuhan manusia)
[6] ibid
[7] Tong, Rosmarie Putnam. 2004.
Feminist Thought. Yogyakarta:Jalasutra, hal: 253 tentang teori feminist
eksistensialis
[8]
Pembayun, Ellys lestari.2010. Birahi Maya (Mengintip Perempuan dalam Cybernporn).
Bandung: Nuansa, hal:104 tentang teori
feminist eksistensialis
[9] Melliana,Anastasia. 2006.
Menjelajah Tubuh (Perempuan dan Mitos Kecantikan). Yogyakarta: LkiS, Hal: 43
tentang mengapa perempuan mendambakan tubuh indah.
[10]
Diunduh dari suaramerdeka.com tentang definisi cantik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar