Senin, 26 November 2012

“PEREMPUAN DAN BELENGGU KEBUTUHAN AKAN KECANTIKAN”

TUGAS PAPER
Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Genap
Mata Kuliah: Gender, Keluarga, dan Pembangunan (PSDK)
Dosen: Danang Arif Darmawan, M.Si dan Milda L Pinem, MA

 PEREMPUAN
DAN BELENGGU KEBUTUHAN AKAN  KECANTIKAN”
Oleh:
Ida Dian Jayanti
09/282030/SP/23371

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
 YOGYAKARTA
2012

Latar Belakang
Manusia, adalah makhluk individu dan makhluk sosial yang bergantung dengan sesamanya. Kita sebagai manusia tidak akan mungkin hidup sendirian. Kebutuhan manusia untuk tetap bertahan hidup di dunia ini bisa terpenuhi karena  campur tangan pihak lain yang seakan membentuk mata rantai kehidupan yang tidak akan pernah putus. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia demi keberlangsungan hidupnya.  Kebutuhan dasar manusia secara umum meliputi makanan, sandang dan tempat tinggal. Selain kebutuhan tersebut, manusia juga memerlukan kebutuhan lainnya yang tidak kalah pentingnya. Menurut Gardner Murpy, kebutuhan dasar itu terdiri atas empat kategori,yaitu kebutuhan dasar yang berkaitan bagian-bagian penting tubuh misalnya kebutuhan untuk makan, minum, udara, dan sejenisnya. Kebutuhan akan kegiatan, meliputi kebutuhan untuk tetap bergerak. Kebutuhan sensorik yang meliputi kebutuhan untuk warna, suara, ritme, kebutuhan yang berorientasi terhadap lingkungan dan sejenisnya. Dan kebutuhan untuk menolak sesuatu yang tidak mengenakkan, seperti rasa sakit, ancaman, ketakutan, dan sejenisnya.[1] Di zaman yang modern ini manusia dituntut untuk menjaga penampilannya. Karena itulah kemudian kebutuhan akan  terciptanya penampilan yang menarik semakin hari semakin besar. Terlebih untuk perempuan yang menginginkan dirinyaa cantik agar menarik untuk dilihat oleh lain.
 Cantik, sebuah kata yang identik dengan perempuan. Semua perempuan di seluruh dunia menginginkan dirinya cantik. Cantik menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah 1. elok; molek (tt wajah, muka perempuan); 2. indah dalam  bentuk dan buatannya. [2] Tiap perempuan ingin dirinya cantik dan mengharapkan dirinya menarik untuk dilihat orang lain melalui kecantikan yang ada pada dirinya tersebut. Cantik sekarang ini adalah keadaan dimana memiliki tubuh yang langsing rambut indah serta wajah yang bersih dan tentunya putih.  Makna cantik  telah mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Pada abad ke-17 sampai 18 wanita dikatakan cantik jika  memiliki tubuh besar dengan lemak mulai di dada, perut hingga paha. Persepsi cantik ini dipengaruhi oleh lukisan yang dihasilkan para pelukis. Pada tahun 60-an, banyak wanita menginginkan kecantikan seperti yang dimiliki seorang model terkenal dunia Twiggy, yaitu tubuh yang benar-benar kurus dan ceking.  Definisi kecantikan kemudian bergeser lagi pada tahun 80 dan 90 an dimana tiap perempuan mendambakan kecantikan yaitu tubuh yang cukup berisi dan agak berotot seperti yang dimiliki oleh model Cindy Crawford dan artis sekaligus penyanyi terkenal dunia Jennifer Lopez (Jelo).[3]
Kecantikan seorang perempuan tidak bisa diseragamkan pada satu kriteria karena tiap daerah dan tiap individu memiliki penafsiran dan defiisi kecantikan sendiri-sendiri. Di Burma, kecantikan identik sebagai "leher panjang" atau "perempuan jerapah”. Para wanita Kayan, etnis Burma, memasang per kuningan untuk membungkus sekitar leher mereka ketika muda dan menambah lebih banyak saat mereka bertambah umur. Leher perempuan yang dibebani oleh berat cincin memberikan ilusi bahwa leher mereka "tumbuh".  Semakin tinggi menjulang lehernya, maka perempuan itu dianggap makin cantik.  Di Korea, perempuannya rela menahan sakit dan berdiam beberapa jam di meja operasi bedah plastik untuk membuat mata mereka lebih luas dan bulat. Karena cantik di Korea didefinisikan bermata luas dan bulat. Di Selandia Baru ada  Maori atau tato wajah, dimana  pria dan wanita menghias dirinya dengan tato wajah berputar atau yang disebut moko. Tato dinilai sebagai kecantikan ritual sakral yang membentang berabad-abad. Meskipun awalnya dikenakan sebagai tanda status,  perempuan sekarang memakai moko sebagai peninggalan sejarah budaya kehormatan untuk mereka. Salah satu bentuk yang lebih khas dari moko adalah tato pada bibir dan dagu.  Cantik di Afrika adalah perempuan yang dianggap paling menarik ketika mereka kelebihan berat badan dan banyak tanda stretch mark atau garis halus lemak akibat kegemukan di tubuhnya. Di Cina, kecantikan wanitanya berada di kaki. Mereka rela melakukan prosedur perpanjangan menyakitkan yang membentangkan tulang kaki mereka untuk membuat mereka lebih panjang. Kaki yang panjang adalah tanda status dan pemanjangan kaki adalah suatu prasyarat untuk sukses. [4]
Bagaimana dengan cantik di negara kita ini? Cantik di negara kita sekarang ini telah diseragamkan definisinya sebagai ”cantik itu berwajah  putih bersih”. Padahal perempuan negara kita ini sudah memiliki anugerah kulit berwarna sawo matang khas negara tropis yang eksotis.  Cantik yang diidentikkan dengan kulit wajah yang putih bersih, itulah yang membuat  banyak wanita rela mengeluarkan banyak uang untuk pergi ke salon atau klinik kecantikan, memakai produk-produk kecantikan untuk membuat wajahnya terlihat lebih putih dan tentunya agar  mereka cantik. Kebutuhan akan produk kecantikan ini menjadi sesuatu yang lumrah di zaman sekarang.Penampilan tubuh dan wajah yang cantik adalah hal yang utama untuk kaum perempuan. Kebutuhan akan kecantiikan inilah yang kemudian mendasari untuk menulis paper ini, bagaimana perempuan dapat terbelenggu dalam sebuah lingkaran yang bernama “kecantikan”? bagaimana melihat belenggu ini di mata aliran feminis?
Teori
Karena tuntutan untuk tampil cantik dan menarik serta maraknya salon dan klinik kecantikan saat ini seakan menjadi kebutuhan hidup  yang harus dimiliki tiap perempuan .Cantik sebagai kebutuhan perempuan sedang terjadi saat ini. Kecantikan bisa dikatakan sebagai suatu kebutuhan  yang baru dengan melihat teori kebutuhan dasar manusia.  Menurut Abraham Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Hierarchy of needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki 5 macam kebutuhan yaitu 1. physiological needs (kebutuhan fisiologis), 2. safety and security needs (kebutuhan akan rasa aman), 3. love and belonging needs (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki), 4. esteem needs (kebutuhan akan harga diri), 5. dan self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri). [5]
1.      Kebutuhan Fisiologi (physiological needs)
Kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia seperti, makan, minum, menghirup udar.. Termasuk juga kebutuhan untuk istirahat, buang air besar atau kecil, menghindari rasa sakit, dan seks. Jika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi, maka maka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2.      Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safety and security needs)
Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak, kebutuhan akan rasa aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas, proteksi dan keteraturan akan menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya
3.      Kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki (love and Belonging needs)
Ketika seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka akan mulai timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Hal ini dapat terlihat dalam usaha seseorang untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim sepakbola, klub peminatan dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian akan timbul.
4.      Kebutuhan akan harga diri (esteem needs)
Kemudian, akan timbul kebutuhan akan harga diri. Menurut Maslow, terdapat dua jenis, yaitu lower one dan higher one. Lower one berkaitan dengan kebutuhan seperti status, atensi, dan reputasi. Sedangkan higher one berkaitan dengan kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul perasaan rendah diri dan inferior.
5.      Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)
Jenis kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri. Menurut Maslow, kepribadian bisa mencapai peringkat teratas ketika kebutuhan-kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu dengan yang lain, dan dengan aktualisasi diri seseorang akan bisa memanfaatkan faktor potensialnya secara sempurna.[6]
Teori Feminis
Dalam hal ini, saya mencoba mengkaji masalah kecantikan dengan teori feminis Eksistensialis. teori ini merupakan pemikiran Simone de Beauvoir, dan tidak lepas dengan pemikiran tokoh besar filsafat, Jean Paul Satre. Teori ini mengemukakan bahwa manusia dipandang sebagai makhluk yang harus bereksistensi.[7] Eksistensialis memandang manusia sebagai suatu yang tinggi dan keberadaannya ditentukan oleh dirinya sendiri, karena hanya manusia yang dapat bereksistensi.
Mengapa saya memakai teori ini? Karena dalam teori ini wanita dianggap suatu yang “lain” karena dia bukanlah laki-laki. Wanita dianggap hal yang lain karena dia merupakan obyek dalam kehidupan.[8] Teori ini memberi pemahaman bagaimana penjelasan akan tubuh wanita yang selalu jadi obyek kehidupan. Tubuh wanita dan keunikannya tidak seharusnya diatur, ditetapkan atau ditentukan batas-batasnya. Tiap wanita berhak atas dirinya sesuai keinginannya. Namun sadar atau tidak wanita atau perempuan malah membiarkan dirinya terbatasi, dalam hal ini adalah kebutuhan akan kecantikan itu. Bagaimana perempuan malah dengan senang hati dan bangga rela tubuh, terlebih wajahnya di eksploitasi oleh produk dan klinik kecantikan, demi memperoleh kecantikan itu. Dalam buku lain juga dijelaskan bagaimana seorang manusiakhususnya perempuan  dalam interaksi sosialnya,bentuk fisiknya lah yang dilihat dan dinilai orang lain. Hal lain seperti kecerdasan atau kelebihan lain akan dilihat setelah menilai bentuk fisiknya[9]. Budaya kesan pertama inilah yang memicu perempuan untuk terlihat menarik, maka dari itulah kecantikan di nomor satukan dan dijadikan kebutuhan yang penting.
Pembahasan
Kecantikan adalah sebuah karunia yang berbahaya bagi pemiliknya maupun mereka yang mencintainya. Berbahaya? Ya bahaya karena kecantikannya itu membuat perempuan selalu terbelenggu di dalamnya. Bagaiman perempuan malah terbelenggu dalam kecantikan? Ini tidak lepas dari pengaruh media dan kapitalisme. Media masa punya andil sangat besar dalam penyebaran bagaiman konstuksi cantik untuk perempuan. Seperti yang sudah saya jabarkan di latar belakang diatas, bagaimana bentuk tubuh dan wajah perempuan selalu diekspose media dari kurus Twiggy sampai seksi seperti Jennifer Lopez  dan itu semua seperti dipatenkan untuk kemudian ditiru oleh masyarakat.itu bisa kita lihat sampai saat ini, iklan produk kecantikan yang memperlihatkan bentuk tubuh dan wajah perempuan amat banyak. Trend kecantikan yang telah disebarluaskan media itulah kemudian dijadikan peluang emas oleh para para pemilik modal, untuk memainkan usahanya. Industri-industri kosmetik untuk kecantikan wajah dan krim penghilang lemak demi tubuh yang indah sebagai pelengkap kecantikan wajah laris manis di pasaran. Miris sekali memang, bagaimana perempuan tak hanya dijadikan obyek atau sasaran utama produknya, tetapi bentuk tubuhnya juga diekspose dan dijual demi kepentingan kapital.
Selain media dan kapitalisme, yang membuat perempuan terbelenggu di lingkaran kecantikan adalah konstuksi masyarakat sendiri. Masyarakat kita sudah terdoktrin bahwa perempuan atau wanita yang cantik adalah wanita yang berkulit putih dan punya bentuk tubuh yang indah. Konstuksi inilah yang sangat sulit untuk diubah.Aspek lainnya adalah seksualitas yang selalu membayangi perempuan. wanita yang punya kecantikan wajah dan tubuh indah ideal dikonstuksikan dalam masyarakat kita sebagai pemuas hasrat seksual. Ini pula yang juga terjadi di masa Simone Beauvoir, dimana perempuan hanya dijadikan pemuas nafsu lelaki karena wajah dan tubuhnya yang merupakan pasangan lelaki. Beauvoir melalui eksistensialisnya membuka jalan bagi perempuan untuk berubah dan setara seperti laki-laki, ia mengemukakan teori luar biasa yang bertujuan mengangkat derajat kaum perempuan, namun dalam kaitanya dengan kebutuhan kecantikan ini, perempuan malah seperti semakin terjajah oleh keinginan cantik itu sendiri.
 Lalu cantik seperti apa yang harus dimiliki perempuan? Menurut Siti Ummu Adillah, dosen UNISULA Semarang, Nafsu mengatakan perempuan itu cantik atas dasar rupanya . Akal mengatakan perempuan itu cantik atas dasar ilmu dan kepintarannya. Hati mengatakan perempuan itu cantik atas dasar akhlaknya”. Cantik adalah gabungan dari ketiga unsur penting yaitu rupa yang bagus, hati yang baik dan akhlak yang mulia.[10] Hal yang hampir serupa juga dikatakan Elizabeth Wahyu M.I.,Psi seorang psikolog kecantikan, kecantikan adalah total beauty artinya kecantikan luar (fisik) yang dibarengi dengan kecantikan dari dalam (inner beauty). Dari penjelasan dan berbagai pendapat tentang kecantikan tersebut, bisa dikatakan tidak peduli seberapa keras perempuan mencoba meraih kecantikannya, kebanyakan mereka masih merasa kurang dan jauh dari hal itu. Pada intinya kecantikan dari dalam tidak akan lekang oleh zaman, tidak takut menjadi keriput dan tidak memerlukan polesan kosmetik bermerek dan mahal. Sangat penting disadari oleh kaum hawa bahwa semua perempuan bisa menjadi cantik. Karena pada dasarnya setiap perempuan memiliki kecantikan, keindahan, dan keunikan sendiri-sendiri.





DAFTAR REFERENSI
BUKU
Hasan. M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia
J. Moleong, Lexy. 2007.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Pembayun, Ellys lestari.2010. Birahi Maya (Mengintip Perempuan dalam Cybernporn). Bandung: Nuansa
Tresidder, Megan. 2004. The Language of Love and Passion . Surabaya: Selasar
Tong, Rosmarie Putnam. 2004. Feminist Thought. Yogyakarta:Jalasutra
Melliana,Anastasia. 2006. Menjelajah Tubuh (Perempuan dan Mitos Kecantikan). Yogyakarta: LkiS
INTERNET
www.fokuscakrawala.co.id
www.kapukpkusolo.blogspot.com
www.larissaskincare.blogspot.com
www.pusatbahasa.diknas.go.id
www.republika.co.id
www.suaramerdeka.com




[1]  Diunduh dari fokuscakrawala.co.id tentang kebutuhan dasar manusia
[2]  Diunduh dari pusatbahasa.diknas.go.id (KBBI online)  tentang definisi cantik
[3]  Diunduh dari suaramerdeka.com (suara merdeka online) tentang pergeseran makna cantik
[4]  Diunduh dari republika.co.id (repulika online) tentang definisi cantik di berbagai negara
[5]  Diunduh dari kapukpkusolo.blogspot.com  tentang teori Abraham Maslow (kebutuhan manusia)
[6] ibid
[7] Tong, Rosmarie Putnam. 2004. Feminist Thought. Yogyakarta:Jalasutra, hal: 253 tentang teori feminist eksistensialis
[8]  Pembayun, Ellys lestari.2010. Birahi Maya (Mengintip Perempuan dalam Cybernporn). Bandung: Nuansa,  hal:104 tentang teori feminist eksistensialis
[9] Melliana,Anastasia. 2006. Menjelajah Tubuh (Perempuan dan Mitos Kecantikan). Yogyakarta: LkiS, Hal: 43 tentang mengapa perempuan mendambakan tubuh indah.
[10]  Diunduh dari suaramerdeka.com tentang definisi cantik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar